إسم التفضيل هو ما دل على أن شئين اشتركا في
صفة وزاد أحدهما على الآخر في تلك الصفة .
Isim Tafdhil adalah isim yangmenjelaskan bahwa dua benda memiliki satu
sifat yang sama, dan salah satunya menunjukan lebih dari yang lain pada sifat
tersebut. Contoh :
أحمد أمهر من دوني
Kata “أمهر“ adalah isim tafdhil, artinya lebih pintar.
Isim yang terletak sebelumnnya (Ahmad) disebut dengan istilah مفضل (mufadhal), sedangkan yang terletak setelahnya
(Doni) disebut dengan مفضل عليه (mufadhal ‘alaih).Ahmad dan Doni sama-sama
memiliki sifat yang sama, yaitu pintar. Namun, Ahmad menunjukkan sifat lebih
pintar dari Doni. Inilah yang disebut dengan isim tafdhil.
Wazan Isim Tafdhil
Isim Tafdhil hanya mempunyai satu wazan,
yaitu أَفْعَلُ(af’alu) untuk muzakkar dan فعلى(fu’laa) untuk mu’annas.Contoh:
الشمس أكـْبَرُ من الأرض(Matahari lebih besar dari
bumi)
الزهرة الجُـُمْلـَى ثمنها غال(Bunga yang
lebih cantik itu mahal harganya)
Ada tiga kata yang terkadang hamzah
tafdhilnya dihazafkan, yaitu:
o“خير“.
Asal kata-kata tersebut adalah “أخير“.
o“شر“ Asalnya adalah “أشرر“ .
o“حب“ asalnya adalah “أحب“ .
Dihazafkannya hamzah tersebut karena
memang banyak digunakan. Namun, diboleh digunakan hamzah tersebut
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
dalam membentuk isim tafdhil :
oBerasal
dari fi’il madhi tsulasi majarad (tiga hurufnya)
oTerbuat
dari fi’il “المثبت“
(positif),bukan dari fi’il “المنفي“(negative). Yang termasuk fi’il “المنفي “ adalah fi’il-fi’il yang didahului oleh
huruf nafy, seperti “لا ، ما ، لم“.
oTerbuat
dari fi’il “المتصرف“, bukan dari fi’il “الجامد“ .
Di antara fi’il jamid yaitu; “ليس ، مادام ، نعم ، بئس ،“ , dan lain sebagainya . Lihat pembahasan
tentang fi’il jamid.
oTerbuat
dari fi’il “المعلوم“
, bukan dari fi’il “المجهول“.Fi’il majhul ditandai dengan harkat dhammah di
awal huruf dan harkat kasrah sebelum huruf akhir pada fi’il madhi, dan harkat
dhammah di awal dan fathah sebelum akhir pada fi’il mudhari’.Lihat pembahasan
fi’il majhul.
oDari
fi’il “التام“ ,
bukan dari fi’il “الناقص“.
Di antara fi’il naqis yaitu; “كان ، أصبح ، بات ...“ dan seterusnya dari “كان وأخواتها “.
oMenerima
untuk dilebihkan. Lafal “مات “ yang berarti “mati”misalnya tidak dapat dijadikan isim tafdhil sebab tidak dapat
dilebihkan, karena mati itu hanya satu sehingga tidak bisa dilebihkan salah
satu dari yang lain. Sedangkan yang berbeda-beda adalah sebab kematian itu
sendiri.
Isim tafdhil tidak boleh dibuat dari lafal
:
oسَوِدَ, sebab lafal ini menunjukkan arti warna “لون“.
oعَوِرَ
, sebab lafal ini menunjukkan arti cacat “عيب“ .
oكـَحِلَ, sebab lafal ini menunjukkan arti hiasan
“حلية“ .
oٌBukan
sifat sewazan “أفعل“
yang mu’annasnya dengan “فعلاء“.
Seperti kata “أحمر“
yang mu’annasnya "حمراء “.
Apabila sebuah kata tidak memenuhi syarat
di atas maka tidak bisa ditafdhilkan kecuali dengan perantara yang sesuai. Di
antara yang banyak digunakan adalah kata-kata seperti; “أوسع ، أكثر ، أوفر ، أشد ، أعظم “.Kemudian, mendatangkan masdar manshub dari
kata yang ingin ditafdhilkan. Contoh:
ذلك القميص أشد
بياضا
Kata “بياضا“ tidak memenuhi syarat untuk ditafdhilkan,
karena menunjukkan warna (putih). Maka untuk mentafdhilkannya harus dengan
mendatangkan perantara yang sesuai, yang pada contoh di atas adalah kata “أشد“.
KeadaanIsimTafdhil
Isim
tafdhil terbagi atas empat keadaan:
1.Tidak menggunakan“ا ل “ dan tidak diidhofahkan
Pada keadaan
ini isim tafdhilnya harus mufrad muzakkar danmufaddhol ‘alaihmajrur dengan من . Contoh:
الطائرةأسرع من القطار - الطائرات أسرع من القطار
الطالب أذكى من
الطالبة – الطالبات أذكى من الطلاب
2.Ma’rifah dengan ال"“
Pada keadaan
ini antara isim tafhdil dan mufadholnya harus sesuai, dan tidak disebutkanmufadhol ‘alaihnya.Contoh :
4 komentar
TQ!
BalasHapuscontoh i'rob dari isim tafdhil apa?
BalasHapusDari kitab apa itu min
BalasHapusada yg nyebut afal tafdil gimana bos??
BalasHapus