ISIM MAF'UL

Mei 04, 2017




اسم المفعول

Pengertian Isim Maf’ul
اسم المفعول : صفة تؤخذ من الفعل المجهول، للدلالة على حدث وقع على الموصوف بها على وجه الحدوث و التجدد ، لا الثبوت و الدوام
Isim fa’il adalah sifat yang terjadi dari fi’il bina majhul, yang menunjukkan  suatu peristiwa (perbuatan) yang terjadi pada maushuf (yang disifati) dari aspek terjadinya bukan dari aspek tetapnya (sifat tersebut pada diri pelaku). Seperti pada contoh :
o  كـُتِبَ الدَّرْسُ ، الدَّرْسُ مَكـْـتـُوْبٌ
Kata “   مَكـْـتـُوْبٌ    “ dibentuk dari fi’il bina majhul كـُتِبَ   . Ia merupakan isim maf’ul yang berarti “   yang tertulis/ditulis  “ . Ia merupakan sifat yang menunjukkan terjadinya perbuatan “ menulis “ pada maushuf (  الدَّرْسُ  ), bukan sifat yang melekat padanya.
o  قُرِأَ القُرآنُ ، فالقرآنُ مَقْرُوْأٌ
Kata   مَقْرُوْأٌ  pada contoh di atas adalah isim maf’ul. Ia terbentuk dari fi’il bina majhul   قُـُرِأَ  .   Ia merupakan sifat yang menunjukkan terjadinya perbuatan pada maushuf (  القُرآنُ   ), bukan sifat yang melekat padanya.

Wazan-wazan Isim Maf’ul
Isim maf’ul dibentuk dari; fi’il tsulasy dan ghair tsulasy.
Wazan dari fi’il tsulasy
Isim maf’ul dari fi’il tsulasy dibentuk dengan wazan  مَفْعُوْلٌ“, sebagaimana pada contoh di atas (    مَكـْـتـُوْبٌ   dan  مَقْرُوْأٌ   ).
o   Apabila fi’il tsulasy berasal dari fi’il mu’tal ‘ain dengan alif yang asalnya ya’, seperti  دَانَ  asalnya  دَيَـنَ  ,  بَاعَ  asalnya بَـيَـعَ  ,  شَادَ  asalnya  شَـيَـدَ  maka  isim maf’ulnya adalah  مَدِيْنٌ   , مَبِيْعٌ  , مَشِيْدٌ  .
Asal ketiga isim maf’ul tersebut adalah مَدْيُوْنٌ  , مَبْيُوْعٌ  , dan  مَشْيُوْدٌ  . Caranya adalah; pertama, hazafkan waw maf’ulnya; kedua, pindahkan harkat ya’ kepada huruf sebelumnya, dan ketiga sesuaikan  harkatnya dengan ya’ yaitu kasrah. Maka kata  مَبِيْعٌ , misalnya,  prosesnya adalah  مَبْيُوْعٌ  ,  مَبْيُعٌ  ,  مَبُيْعٌ , dan  مَبِيْعٌ
o Apabila fi’il tsulasy berasal dari mu’tal ‘ain dengan alif tapi asalnya waw, seperti    صَانَ   asalnya  صَوَنَ  ,  قَالَ  asalnya قَوَلَ   , صَامَ  asalnya  صَوَمَ  maka isim maf’ulnya adalah  مَصُوْنٌ  ,  مَقُوْلٌ  ,  مَصُوْمٌ  . Asal ketiga isim maf’ul tersebut adalah  مَصْوُوْنٌ  ,  مَقْوُوْلٌ  , dan  مَصْوُوْمٌ  . Caranya adalah; pertama, hazafkan waw maf’ulnya; kedua, pindahkan harkat waw kepada huruf sebelumnya. Maka kata  مَصُوْنٌ  , misalnya, prosesnya adalah  مَصْوُوْنٌ ,  مَصْوُنٌ , dan مَصُوْنٌ .
o Apabila fi’il tsulasy berasal dari fi’il mu’tal lam dengan alif asalnya ya’ seperti  رَمَى  asalnya رَمَيَ  ,  بَنَى  asalnya  بَنَيَ  , قَضَى   asalnya   قَضَيَ , maka isim maf’ulnya adalah  مَرْمِيٌّ  ,  مَبْنَيٌّ  ,  مَقْضِيٌّ  . Asal ketiga isim maf’ul tersebut adalah مَرْمُوْيٌ , مَبْنُوْيٌ , dan مَقْضُوْيٌ . Caranya adalah; pertama, ganti waw maf’ul dengan ya’; kedua, idghamkan ya tersebut kepada ya’ asli; dan ketiga, sesuaikan harkat dengan ya’ (kasrah). Maka kata مَرْمِيٌّ  , misalnya, prosesnya adalah مَرْمُوْيٌ  , مَرْمُيْيٌ , مَرْمُيٌّ , dan  مَرْمِيٌّ
o   Apabila fi’il tsulasy berasal dari fi’il mu’tal lam dengan alif asalnya waw seperti  دَعَا  asalnya دَعَوَ  ,   شَكَى  asalnya شَكَوَ   , dan  رَجَى  asalnya رَجَوَ  maka isim maf’ulnya adalah  مَدْعُوٌّ  , مَشْكُوٌّ   , dan مَرْجُوٌّ  .
Asal ketiga kata tersebut adalah مَدْعُوْوٌ , مَشْكُوْوٌ , dan مَرْجُوْوٌ . Caranya adalah dengan mengidghamkan  waw maf’ul ke waw asli. Maka kata مَدْعُوْوٌ , misalnya,  menjadi مَدْعُوٌّ .

Wazan dari fi’il ghair tsulasy
Isim maf’ul dari fi’il ghair tsulasy dibentuk dari fi’il mudhari’nya   yang bina majhul, dengan mengganti huruf mudhara’ahnya dengan mim yang berharkat dhammah, dan huruf sebelum akhir difathahkan.  Seperti kata يُكْرَمُ ,يُسْتَغْفَرُ , dan يُقَدَّرُ . Maka isim maf’ulnya adalah مُكْرَمٌ , مُسْتَغْفَرٌ , dan مُقَدَّرٌ .
Amal Isim Maf’ul
Ada dua bentuk isim maf’ul dalam sebuah kalimat, yaitu:
o   Isim maf’ul yang tidak menunjukkan sesuatu yang dikenai oleh perbuatan. Contoh:
الْأُسْتَاذُ مَشْغُوْلٌ  .
Kata مَشْغُوْلٌ  adalah isim maf’ul dari fi’il  شَغَلَ . Arti kalimat tersebut adalah ustazd itu sibuk. Pada contoh tersebut tidak ada sesuatu yang  dikenai perbuatan. Dalam keadaan ini isim maf’ulnya tidak beramal.
o   Isim maf’ul yang menunjukkan sesuatu yang dikenai oleh perbuatan. Contoh:
الْفَائِزُ مُعْطَى جَائِزَةً  (Pemenang itu diberi hadiah).
Kata  مُعْطَى  pada contoh tersebut adalah isim maf’ul dari fi’il يُعْطَى - أُعْطِيَ  Ia beramal sebagaimana amal fi’ilnya; kata جَائِزَةً merupakan maf’ul bih dari isim maf’ul مُعْطَى .
Isim maf’ul beramal sebagaimana amal fi’ilnya yang bina majhul, dan hal tersebut bisa terjadi dengan dua syarat:
o   Isim maf’ulnya terhubung dengan al ( ال ) yang bermakna  الذي   atau  التي  (yang), yang apabila fi’il bina majhul diletakkan ditempatnya maka akan ada taqdirnya na’if fa’il atau maf’ul bih.
          Contoh:
كَثِيْرَةٌ  الْمَنَاطِقُ اْلمُسْتَكْشَفَةُ ثَرْوَاتُهَا
Kata اْلمُسْتَكْشَفَةُ  pada contoh di atas merupakan isim maf’ul dari fi’il استكشف/تستكشف  yang terhubung dengan al(ال)  yang bermakna التي . Sehingga, jika isim maf’ul tersebut dirubah ke dalam bentuk fi’ilnya maka akan menjadi sebagai berikut:
كَثِيْرَةٌ  الْمَنَاطِقُ اَّلتِيْ تُسْتَكْشَفُ ثَرْوَاتُهَا
Kata تُسْتَكْشَفُ  adalah fi’il bina majhul yang membutuhkan na’if  fa’il, dan na’if fa’ilnya pada contoh tersebut adalah kata ثَرْوَاتُ .
o   Isim maf’ulnya tidak terhubung dengan al  ( ال ). Dalam hal ini, syarat beramalnya adalah; pertama, isim maf’ulnya menunjukkan حال  (masa sekarang) atau  استقبال  (masa akan datang). Artinya, isim maf’ulnya bisa digantikan dengan fi’il mudhari’nya yang bina majhul; kedua, isim maf’ulnya disandarkan kepada salah satu dari; nafyi, istifham, mubtada’, atau maushub.
Dengan kata lain, jika isim maf’ul sunyi dari al  ( ال ) dan menunjukkan madhi (masa lalu), atau tidak bersandar kepada salah satu dari; nafyi, istifham, mubtada’, atau maushub;  maka ia tidak beramal sebagaimana amal fi’ilnya yang bina majhul, dan isim sesudanya dibaca majrur karena ia dianggap mudhaf ilaih.
Berikut contoh-contohnya:
ما مسموحٌ بحرية بلا حدود
Kata “  مسموحٌ   pada contoh di atas adalah isim maf’ul yang tidak menggunakan ( ال ), memiliki zaman  استقبال  (masa akan datang), dan disandarkan pada nafy (ما ). Dengan demikian ia beramal sebagaimana amal fi’ilnya, yaitu merafa’kan na’if fa’il. Maka na’if fa’ilnya adalah “   بحرية  “ (jar majrur), karena ia dibentuk dari fi’il lazim.
أ ممنوحةٌ ٌ المرأةُ حقوقها
Kata “  ممنوحةٌ   “ pada    contoh   atas adalah isim maf’ul dari fi’il “    “. Kondisinya tidak menggunakan ( ال ), memiliki zaman  استقبال  (masa akan datang), dan disandarkan pada istifham (  أ  ). Dengan demikian, ia beramal sebagaimana amal fi’ilnya, dan kata    المرأةُ  “ adalah na’if fa’ilnya.
الطائرة مجهدٌ ركابـُها
 Kata “  مجهدٌ  “ pada contoh di atas adalah isim maf’ul dari fi’il “  جُهِّدَ  “. Kondisinya tidak menggunakan ( ال ), menunjukkan  حال (masa sekarang), dan ia disandarkan kepada mubtada (  الطائرة  ). Dengan demikian ia beramal sebagaimana aamal fi’ilnya, dan kata    ركابُ  “ adalah naïf fa’ilnya.
بات العدو مكسور النحاح
Kata “  مكسور   “ adalah isim maf’ul dari fi’il   كـُسِرَ   “. Kondisinya tidak menggunakan ( ال ), menunjukkan ماض  (masa lalu), dan disandarkan kepada salah satu dari nafy, istifham, mubtada’, dan maushuf. Maka dengan demikian, kata “  مكسور   “ tersebut tidak beramal, dan kata sesudahnya dalam kondisi majrur karena ia menjadi mudhaf ilaih.

You Might Also Like

8 komentar

  1. Mantap sangat rinci dan mudah di pahami

    BalasHapus
  2. Materinya bagus banget...
    Ada saran buat admin, materi ini untuk level pemula seperti saya masih sangat sulit memahami, saran saya.
    (1). Mohon huruf/kata yang berbahasa arab pakai harakat semua, supaya kita tidak kesulitan membaca, bahkan tidak bisa.
    (2). Setelah kata berbahasa arab diberi artinya setelah itu baru dijelaskan, spt contoh di atas ada kata "Kutiba darsu" dan "addarsu maktubun". Yang pemula spt saya ini belum tahu kedua kalimat itu artinya apa.
    Kesimpulan: level materi mohon supaya diturunkan untuk PEMULA, karena menurut saya materi di atas untuk level menengah keatas.
    Demikian saran dan maaukan, terus berkarya semoga menjadi amal kebaikan admin. Aamiin

    BalasHapus
  3. Wahh terima kasih sangat membantu ku dalam menghadapi peperiksaan

    BalasHapus
  4. Ka bisa pake harokat ga aku ga ngerti

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images