HAKEKAT SHARAF DAN OBJEK PEMBAHASANNYA
Mei 03, 2017
الصرف هو علم بأصول تعرف بها أحوال أبنية الكلم قبل تركيبها.
Sharaf
adalah ilmu tentang asal sesuatu yang dengannya diketahui keadaan bangun kata
sebelum disusun.
Dengan
demikian, Ilmu sharf membahas tentang bangun kata dan perubahan-perubahannya,
baik perubahan tersebut untuk merubah
makna/arti, maupun agar mudah melafazkannya, atau pun kedua-duanya secara
bersamaan. Contoh:
·
Contoh
perubahan kata yang merubah makna : طَـلَبَ menjadi يَطْلُبُ , أُطْلُبْ , طَاِلبٌ , … طَـلَبَ artinya telah menuntut/mencari, يَطْلُبُ artinya sedang menuntut/mencari, أُطْلُبْ artinya carilah/tuntutlah, dan طَاِلبٌ artinya orang yang menuntut/mencari (pelajar)
·
Contoh
perubahan agar mudah melafazkannya: مَدَدَ menjadi مَدَّ
, قَوَلَــ menjadi قَالَ
.
·
Contoh
perubahan dua-duanya bersamaan : مَـدَّ ( مَدَدَ
) menjadi مَادَّةٌ ( مَادَدَةٌ
), قَالَ ( قَوَلَ
) menjadi
قَائِـلٌ asalnya قَاوِلٌ
.
Perubahan-perubahan
inilah yang disebut dengan tashrif.
Dalam ilmu sharaf, tasrif hanya berlaku ; pertama,
pada fi’il musytaq dengan merubah bangun kata dengan masa yang berbeda. Kedua,
pada isim mutamakin dengan menjadikanya mutsanna, jama’, tashgir, dan
nisbah. Tashrif tidak berlaku pada fi’il jamid dan isim yang bukan mutamakin,
serta pada huruf. Karena semuanya itu hanya memiliki satu bentuk dan tidak bisa
berubah-rubah.[1]
Berbeda dengan ilmu sharaf, maka ilmu Nahw
membahas tentang kata-kata yang tersusun dan menjelaskan keadaan I’rabnya, baik
raf’, nasb, jar, dan jazm. Maka ilmu sharaf seharusnya dipelajari
terlebih dahulu dari pada ilmu nahw. Karena sharf membahas keadaan kata ketika
sendiri, sedangkan nahw membahas kata-kata yang sudah tersusun menjadi kalimat,
dan kata lebih dahulu dari kalimat.
[1] Fi’il musytaq
adalah fi’il yang berubah dari satu bentuk kepada bentuk lain, seperti kataba
(fi’il madhi/ masa lalu), menjadi yaktubu (fi’il mudhari’/masa sekarang atau
akan datang), uktub (fi’il amar/perintah, masa akan datang). Lawan musytaq adalah
fi’il jamid, yaitu fi’il yang hanya memili satu bentuk bangun seperti لَيْسَ dan عَسَى. Adapun isim mutamakkin
adalah isim yang bisa ditatsniyahkan, jama’, tashghir, dan nisbah. Contoh: kata
بَيْتٌ(mufrad)
menjadi أَبْيَاتٍ (jama’),
بُـيَـيْتٌ (tasghir),
بَـيْـتِيٌّ (
nisbah). Lawannya adalah isim ghair mutamakin atau disebut juga dengan isim
mabni, yaitu isim yang hanya mempunyai satu bentuk seperti حَـيْـثُ dan مُـنْـذُ .
0 komentar