SHAHIH DAN MU’TAL

Mei 03, 2017




الصحيح و المعتل
Shahih secara bahasa bisa diartikan sehat, dan sebaliknya, mu’tal berarti sakit. Dengan demikian, fi’il shahih adalah fi’il yang seluruh huruf asalnya shahih/sehat, sedangkan fi’il mu’tal adalah fi’il yang satu atau dua dari huruf asalnya adalah sakit.  Dikatakan sakit, huruf itu dianggap ‘uzur , berat ( ثقل   ) bagi orang Arab mengucapkannya, dan sebagainya. Untuk membedakan keduanya cukup kuasai huruf yang sakit karena jumlahnya sedikit, yaitu tiga huruf (   ا ، و ، ي  ), selain itu semuanya huruf shahih/sehat.
A. PEMBAGIAN FI’IL SHAHIH
Fi’il shahih terbagi tiga:
a.    Mahmuz  (مهموز)
Yaitu fi’il yang salah satu huruf asalnya ada hamzah.  Terkadang hamzahnya ada di awal, terkadang ada di tengah, dan bahkan ada yang diakhir. Contohnya:
·       أَخَذَ  , fi’il yang ada hamzah di awal ini disebut istilah mahmuz fa’, karena ada pada fa’ fi’il.
·       سَأَلَ , fi’il ini dinamakan mahmuz ‘ain, karena hamzahnya terletak pada fa’ fi’il.
·       قَرَأَ , dab fi’il ini dinamakan mahmuz lam, karena hamzahnya terletak di lam fi’il.
b.   Mudha’af (  مضاعف    )
Fi’il ini ada dua macam:
·       Mudha’af tsulasi,
Yaitu fi’il yang fa’ fi’il dan lam fi’ilnya dari huruf sejenis. Contohnya: مَدَّ  ، هَبَّ  ، شَذَّ  ، مَرَّ  . sebelum di idhgham-kan, asal fi’il tersebut adalah مَدَدَ  ، هَبَبَ  ، شَذَذَ  ، مَرَرَ .
·       Mudha’af Ruba’i,
Yaitu fi’il yang fa’ dan lam fi’lnya yang pertama, kemudian ‘ain dan lam fi’ilnya yang kedua berasal  dari huruf sejenis. Contohnya: زَلْزَلَ  ، رَجْرَجَ  ، فَرْفَرَ  .
Harus diingat... bahwa yang sejenis itu adalah huruf asal, bukan dengan huruf tambahan. Maka pada contoh “     نَبَّهَ       “ bukanlah fi’il mudha’af. Karena salah satu huruf  ب   nya adalah huruf tambahan.

c.    Salim (  سالم   ),
Yaitu fi’il yang seluruh huruf asalnya tidak ada hamzah dan huruf sejenis. Contohnya: مَنَعَ  ، كَتَبَ  ، جَلَسَ  .

B.  PEMBAGIAN FI’IL MU’TAL
Adapun fi’il mu’tal terbagi lima:
a.    Fi’il mitsal (  مثال   )
Yaitu fi’il yang fa’ fi’ilnya berasal dari huruf ‘ilat. Contohnya: وَجَدَ  ، وَصَلَ  ، يَسَرَ  ، يَمُنَ  .
b.   Fi’il ajwab (  أجوف  )
Yaitu fi’il yang ‘ain fi’ilnya adalah huruf ‘ilat. Contoh: قَالَ  ، صَامَ  ، سَارَ ، بَاعَ .
c.    Fi’il naqis (  ناقص  )
Yaitu fi’il yang lam fi’ilnya adalah huruf ‘ilat. Contoh: دَعَا  ،  لَقِيَ  ،  رَمَى  ،  سَرُوَ    .
d.   Fi’il lafif maqrun (  لفيف مقرون  )
Yaitu fi’il yang ‘ain dan lam fi’ilnya berasal dari huruf ‘ilat. Contohnya: قَوِيَ  ، نَوَى  ، عَيِيَ  ، هَوَى  .
e.    Fi’il lafif mafruq (  لفيف مفروق   )
Yaitu fi’il yang fa’ dan lam fi’ilnya adalah huruf ‘ilat. Contohnya: وَقَى  ، وَعَى  ، وَلِيَ  ، وَفَى  .

C. CATATAN UNTUK FI’IL MU’TAL
1.    Fi’il mu’tal mitsal hanya ada dengan huruf waw dan huruf ya’ seperti   وعد    dan   يسر   , tidak ada dimulai dengan huruf alif. Karena huruf alif itu sukun, dan bahwa asal kalimat bahasa Arab tidak dimulai dengan sukun.
2.    Pada contoh  اتَّعَدَ  dan  اتَّصَلَ   ketika huruf tambahannya dihilangkan maka ia menjadi  وَعَدَ dan   وَصَلَ . Maka kata  اتَّعَدَ  dan  اتَّصَلَ  tetap disebut dengan fi’il mitsal.
3.    ‘Ain fi’il ajwab memiliki empat bentuk:
a.    Ajwab waw yang tetap pada asalnya, seperti: حَوَلَ  ، عَوِرَ  ، تَنَاوَلَ  ، تَحَاوَرَ .
b.   Ajwab waw tetapi kemudian diganti dengan alif, seperti:
·                    خَوَفَ  , kemudian berubah menjadi خَافَ
·                    أَقْوَمَ , kemudian berubah menjadi أَقَامَ
·                    اسْتَقْوَمَ , kemudian berubah menjadi اسْتَقَامَ
c.    Ajwab ya’ yang tetap pada asalnya. Contoh: غَيِدَ ، حَيِدَ  ، بَايَعَ  ، شَايِعَ
d.   Ajwab ya’ yang kemudian diganti menjadi alif. Contohnya:
·       بَيَعَ , berubah menjadi بَاعَ
·       جَيِئَ , berubah جَاءَ
·       أَذْيَعَ , berubah أَذَاعَ
·       اسْتَخْيَرَ , berubah اسْتَخَارَ
4.    Asal lam fi’il naqis mempunyai lima bentuk, yaitu:
a.    Lam fi’il naqis yang tetap pada asalnya, dengan  kata lain tidak mengalami perubahan. Contoh: رَخُوَ  ، بَذُوَ
b.   Lam fi’il naqis yang asalnya waw, kemudian diganti menjadi ya’. Seperti pada kata “  حَلِيَ  “. Asalnya adalah “    حَلِوَ  “ . Ini bisa lihat kata jadian lain dari kata ini yaitu “    حَلاَوَةٌ / حُلْوًا    “ . Hal ini menandakan bahwa asal kata “  حَلِيَ    “ adalah “ حَلِوَ    “.
c.    Lam fi’il naqis asalnya waw, kemudian diganti dengan alif. Contoh:
·       سَمَى  asalnya adalah “    سمو   “ . Ini bisa dilihat pada bentuk mudhari’ yang dikembalikan ke asal, yaitu “    يسمو    “.
·       دَعَا asalnya adalah “  دَعَوَ   “. Ini bisa dilihat pada fi’il mudhari’nya juga, yaitu “   يَدْعُو  “.
·       غَزَا asalnya adalah “   غَزَوَ    “ . Ini juga bisa dilihat pada mudhari’nya, yaitu    يَغْزُو   “.
d.   Lam fi’il naqis ya’ yang tetap pada asalnya. Contoh: رقي  ، صغي  ، طغي
e.    Lam fi’il naqis ya, kemudian diganti dengan alif. Contoh:
·       رَمَيَ kemudian berubah menjadi رَمَى
·       كَفَيَ kemudian berubah menjadi    كَفَى
·       هَمَيَ kemudian berubah menjadi   هَمَى

Fi’il Mujarrad
Fi’il Mujarad adalah fi’il yang semua hurufnya asli. Artinya, tidak ada huruf tambahan pada fi’ilnya. Seperti pada contoh: خَرَجَ   artinya (telah) keluar. Semua huruf pada kata tersebut (   خ  ، ر  ، ج ) adalah asli.   
Bagaimana dengan contoh:    يَجْرُجُ    artinya juga (sedang) keluar. Apakah juga  termasuk fi’il mujarrad. Jawabannya : YA. Karena huruf yang di awal ( ي  ) itu adalah huruf mudhara’ah (milik fi’il mudhari’). Dan huruf-huruf mudhara’ah tidak termasuk huruf-huruf za’idah/tambahan.
Begitu juga, pada kata “   أُخْرُجْ   “ . Huruf hamzah yang ada di awal bukanlah huruf tambahan. Ia adalah hamzah amar/hamzah washal. Dengan demikian, kata  termasuk fi’il mujarrad.
Fi’il Mujarrad terbagi kepada dua, yaitu tsulasi mujarrad dan ruba’i mujarrad. Tulisan kali hanya tentang tsulasi mujarrad.
1.    Tsulasi mujarad ( ثلاثي مجرد )
Yaitu fi’il yang huruf aslinya berjumlah tiga huruf. Contoh: نَظَرَ  ، صَنَعَ ، يَنْصُرُ  ، أُدْخُلُ  . Karena dalam bahasa Arab, huruf-huruf fi’il tersebut sekurang-kurangnya ada tiga.
Fi’il madhi tsulasi mujarrad mempunyai tiga wazan, yaitu:
a.        فَعَلَ , contohnya: فَتَحَ  ، عَرَفَ  ، رَمَى  ، دَعَا
b.       فَعِلَ , contohnya: شَرِبَ  ، رَكِبَ  ، نَسِيَ  ، يَبِسَ
c.        فَعُلَ , contohnya:     كَرُمَ  ، عَظُمَ  ، حَلُمَ   ، حَسُنَ .
Dari tiga wazan fi’il madhi melahirkan enam wazan atau enam bab fi’il mudhari’, yaitu:
·       Fath ‘ain madhi dan kasrah ‘ain mudhari’ ( فَعَلَ - يَفْعِلُ ) , contoh: ضَرَبَ – يَضْرِبُ  ، جَلَسَ – يَجْلِسُ  ، بَاعَ – يَبِيْعُ
·       Fath ‘ain madhi dan dhamma ‘ain mudhari’ ( فَعَلَ - يَفْعُلُ ) , contoh:  نَصَرَ – يَنْصُرُ  ،  أَمَرَ ـ يَأْمُرُ ، قَالَ ـ يَقُوْلُ  ، خَرَجَ ـ يَخْرُجُ
·       Kasrah ‘ain madhi dan fath ‘ain mudhari’ (فَعِلَ - يَفْعَلُ ) , contoh: ، فَرِحَ ـ يَفْرَحُ  ، فَهِمَ ـ يَفْهَمُ ،  سَئِمَ ـ يَسْئَمُ  عَلِمَ - يَعْلَمُ.
·        Fath ‘ain madhi dan mudhari’ (فَعَلَ - يَفْعَلُ ), contoh: مَنَعَ – يَمْنَعُ ، ذَهَبَ ـ يَذْهَبُ ، سَأَلَ ـ يَسْأَلُ  ، سَعَى ـ يَسْعَى  
·       Kasrah ‘ain madhi dan mudhari’ (فَعِلَ - يَفْعِلُ ), contoh:   حَسِبَ – يَحْسِبُ ،  نَعِمَ ـ يَنْعِمُ  ، وَرِثَ ـ يَرِثُ  ، وَفِقَ ـ يَفِقَ.
·         Dhamma ‘ain madhi dan mudhari’ (فَعُلَ - يَفْعُلُ ), contoh: كَـَرُمَ – يَكـْرُمُ ،  سَهُلَ ـ يَسْهُلُ  ، صَعُبَ ـ يَصْعُبُ  ، .
Wazan-wazan fi’il tsulasy mujarad di atas bersifat sima’iy. Artinya, ia dibentuk berdasarkan apa atau bagimana orang Arab mengucapkannya. Oleh karena itu, wazan fi’i-fi’il tsulasi hanya dapat diketahui melalui kamus dan kitab-kitab berbahasa Arab. Namun, ada beberapa penekanan yang bisa membantu mengetahui wazan fi’il tsualasi, yang terpenting adalah sebagai berikut: 
  • Dhamma ‘ain madhi dan mudhari’ , فَعُلَ ـ- يَفْعُلُ  (fa’ula-yaf’ulu)  hanya pada fi’il yang menunjukkan sifat kepribadian seperti baik, mulia. Atau yang bukan bersifat kepribadian seperti kata فقه – يفقه  (faquha – yafquhu) artinya menjadi faqih dan خطب – يخطب  (khathuba-yakhtubu) artinya berpidato. Fi’il ini selalu dalam keadaan lazim. 
  •  Fath ‘ain madhi dan mudhari’  فعَل ـ يفعَل  (fa’ala-yaf’alu) hanya untuk fi’il yang ‘ain dan lamnya dari huruf halqi ( أ ، ح ، خ ، ه ، ع ، غ ), seperti kata-kata “يسألــ سألــ -  ، قرأ - يقرأ, dan سَعَى - يَسْعَى”. Akan tetapi ‘ain fi’il dan lam dari huruf halq tidak hanya dalam bentuk wazan ini, ada juga dengan wazan lain, seperti kata-kata “ شَهِدَ – يَشْهَدُ ,  سَمِعَ - يَسْمَعُ, dan رَجَع – يَرْجِعُ  ”. 
  •  Ajwab yaiy dan naqis yaiy biasanya menggunakan waza) فَعَلَ – يَفْعِلُ  fa’ala-yaf’ilu), seperti “ بَاعَ – يَبِيْعُ  ", رَمَى – يَرْمِي"”. Begitu juga dengan mudha’af lazim seperti “  قَلَّ – يَقِلُّ
  •    Ajwab wawiy dan naqis wawiy biasanya menggunakan wazan  فَعَلَ يَفْعُلُ , (fa’ala-yaf’ulu) seperti   قال – يقولــ  (qaala-yaquulu), “ دعا – يدعو “. Begitu juga mudha’af muta’addi, seperti “مـَدَّ – يـَمُدُّ  “. 
  •   Adapun fi’il-fi’il yang kasrah ‘ain pada madhi  فعِل  (fa’ila), fa’nya bukan waw, maka ‘ain mudhari’nya difatahkan  يفعَل  (yaf’alu). Adapun yang kasrah ‘ain pada mudhari’ khusus untuk empat fi’il, ‘ain mudhari’nya boleh fatah dan boleh juga kasrah ( يفعَل / يفعِل ). Empat fi’il tersebut adalah حَسِبَ  (hasiba) ,  بَئِسَ  (ba’isa),  نَعِمَ  (na’ima), يَئِس  (ya’isa)
Wazan-wazan yang tiga pertama merupakan wazan-wazan yang banyak digunakan, karena itu dinamakan dengan wazan  دعائم الأبواب  (da’aaim al-abwaab).
2.    Wazan Ruba’iy Mujarad 
Rubaiy mujarad ( رباعي مجرد ) artinya fi’il yang huruf aslinya berjumlah empat huruf. Contoh: زلـزل ،  . Ruba’i mujarad memiliki satu wazan, yaitu  fatah lam pertama pada madhi dan kasrah pada mudhari’nya. Contoh “ دَحْرَجَ - يُدَحْرِجُ”.

 

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images